Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

Memahami Seni dan Karya Seni

M emahami sebuah karya seni haruslah dimulai dengan memahami apa, bagaimana, dan mengapa suatu karya seni itu dibuat? untuk mengetahuinya, kita perlu tahu hakikat tentang seni terlebih dahulu. Hal ini penting karena banyaknya pemahaman yang salah dan menimbulkan kontroversi tentang sebuah karya dan pandangan tentang seni itu sendiri bagi kalangan masyarakat awam. Karya seni merupakan produk dari suatu kesenian yang mampu diindera melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perabaan. Seni sebagai sebuah budaya dan tradisi memiliki pengertian dan lingkup yang sangat luas, seluas kebebasan manusia dalam berfikir dan berkespresi. Banyak ahli yang telah mencoba mendefinisikan pengertian seni, seperti Herbert Read dalam buku  The meaning of art  (1959), yang mengatakan bahwa seni merupakan usaha manusia dalam menciptakan bingkai-bingkai (bentuk) keindahan yang merangkum berbagai perasaan dan disajikan secara menarik. Pendapat lainnya diungkapkan oleh Suzanne K. Langer, dalam  The pr

Mengenal Teori Representasi

R epresentasi dapat dipahami berupa hasil dari sebuah proses bagaimana masyarakat memandang teks yang sama namun dengan cara yang berbeda-beda. Budaya sebagai tempat tinggal manusia merupakan sebuah konvensi atas pertukaran-pertukaran gagasan tentang cara pandang terhadap teks. Representasi merupakan sebuah cara yang mampu menghubungkan makna dan bahasa terhadap budaya. Teori mengenai representasi merupakan kajian linguistik, komunikasi dan budaya yang dipopulerkan oleh Stuart Hall. Menurut Hall, terdapat dua sistem representasi yang menjadi dasar dalam proses produksi makna. Sistem pertama, representasi dihasilkan dari konsep atau mental yang tersimpan dalam kepala kita. Makna bergantung pada konsep dan  images  yang terbentuk dalam pikiran kita dalam rangka memandang dunia. Cara pandang pada sistem pertama ini tentu berdasarkan pada kemiripan atau perbedaan yang membedakan satu objek dengan objek-objek lainnya. Dari proses ini akan dihasilkan gambaran yang berbeda pada setiap orang

Semiotika Sebagai Pendekatan Teori dalam Mengkaji Tanda

S emiotika atau semiologi merupakan terminologi yang merujuk pada ilmu yang sama. Istilah semiologi lebih banyak digunakan di Eropa sedangkan semiotik lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika. Istilah yang berasal dari kata Yunani semeion yang berarti ‘tanda’ atau ‘sign’ dalam bahasa Inggris itu adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda seperti: bahasa, kode, sinyal, dan sebagainya. Semiotika dapat diartikan sebagai ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia (Alex Sobur, 2009: 15). Maka, semiotika adalah cara untuk memaknai suatu tanda berdasarkan pemahaman diri terhadap tanda-tanda tertentu ataupun kesepakatan yang ada di masyarakat. Dalam mengkaji tanda-tanda ( the study of signs ), cara kerja ilmu semiotika mengacu pada cara pandang masing-masing individu terhadap segala sesuatu di jagat ini. Kode-kode tersebut merupakan entitas-entitas yan

Makna Konotatif

M akna konotatif merupakan pemaknaan lanjutan dari pemaknaan sebelumnya yang bersifat denotatif.Teori sistem pemaknaan konotatif muncul pada masa posstrukturalis dengan tokohnya yang terkenal adalah Roland Barthes. Teori ini melanjutkan teori pemaknaan Saussure yang masih strukturalis. Dalam sistem pemaknaan strukturalis, makna tanda dibangun atas hubungan antara petanda dan penanda.Sistem pemaknaan strukturalis ditandai melalui relasi antar tanda-tanda yang saling berhubungan dan sesuai dengan strukturnya di dalam masyarakat dan dipahami secara universal. Dalam hal ini dapat dikatakan pemaknaan struktural merupakan pemaknaan literal sehingga dinamakan sebagai tanda denotatif. Sistem pemaknaan posstrukturalis justru mendekonstruksi struktur-struktur yang sudah ada menjadi sistem pemaknaan-pemaknaan baru dan disampaikan melalui wacana-wacana. Sistem pemaknaan ini melihat bahwa pemaknaan tanda sebenarnya tidak hanya sebatas pada makna literal dari tanda yang ada, namun dibutuhkan ope