Lika-Liku Perjalanan Seni Rupa Prasejarah Menuju Era Seni Rupa Modern


Perkembangan seni rupa dunia adalah sebuah etalase yang menggambarkan kontestasi akan perkembangan idealisme di masyarakat, rezim, sistem religi, politik, ekonomi, dan kebudayaan yang selalu berubah dalam peradaban umat manusia. Perkembangan peradaban ini menjadi latar belakang bagaimana cara pandang antara para seniman dan penikmat seni dalam menerjemahkan estetika sejak era purba hingga menuju modern.
Secara umum, Seni Rupa modern sangat dipengaruhi oleh Seni Rupa Yunani Kuno dan Romawi Sebagai Penanda Kebangkitan Peradaban Seni Barat. Perkembangan seni rupa dunia telah melalui berbagai fase, dan dapat digolongkan menjadi beberapa aliran kesenian yaitu;
11.     Seni Rupa Purba
22.     Seni Rupa Klasik
33.     Seni Rupa Abad Pertengahan (dark ages)
44.     Seni Rupa renaissance
55.     Seni Rupa Barok dan Rokoko
66.     Seni Rupa Neoklasikisme dan Romantisme
77.     Seni Rupa Realisme
88.     Seni Rupa Impresionisme

Sifat seni rupa pada masa prasejarah (purba) sangat bersifat subjektif dan ekspresif karena bukan merupakan peniruan realitas bentuk-bentuk alam. Kecenderungan tersebut antara lain didorong oleh nilai-nilai spiritualitas dan magis yang divisualisasikan secara simbolik. Pada masa Yunani dan Romawi kuno (klasik), merupakan masa kebangkitan akan tradisi seni rupa yang lebih menonjol secara estetik. Pada masa ini terjadi percampuran antara subjektifitas dan objektifitas dalam karya. Karya tidak hanya meniru secara naturalisme bentuk-bentuk alam namun juga diidealisir oleh seniman dalam menterjemahkan nilai-nilai kesempurnaan secara humanistik. Selanjutnya, seni rupa dianggap mengalami kemunduran pesat (dark ages) karena terjadi keterbelengguan seni rupa oleh kepentingan gereja dan religi pada abad pertengahan. Karya seni pada masa itu lebih banyak menggambarkan kisah-kisah religi pada ajaran kristiani.
Pada abad ke-16, dianggap sebagai zaman pencerahan atau renaissance karena lahirnya gaya seni rupa yang lebih humanistik dan sekular yang digagas oleh Giotto (abad ke-15) di Italia, dan mencapai puncak kejayaan  sekitar tahun 1500-1527. Banyak seniman-seniman besar yang berjaya pada masa itu seperti Michelangelo, Raphael, Leonardo, Bramante, Titian, dll.
Kemunduran kebudayaan dalam seni rupa selanjutnya terjadi pada masa Barok dan Rokoko. Setidaknya, begitulah berdasarkan pandangan ideal klasik para kritikus. Gaya naturalisme era renaissance mulai menemui tanda-tanda kemunduran akibat kurangnya kreativitas dan imajinasi para seniman sehingga menimbulkan kejenuhan. Kemunduran tersebut memunculkan mannerisme atau pengulangan dari karya-karya yang sudah ada. Pada masa barok, karya seni sangat bergantung pada pesanan-pesanan kerajaan. Hal ini, menjadikan ciri-ciri karya seni pada masa barok banyak menggambarkan berbagai kisah mitologi, para wanita istana, dan adegan-adegan menggairahkan. Era rokoko hanyalah refinement dari gaya seni barok. Dalam seni lukis hampir tidak ditemukan ciri-ciri khusus kecuali dalam dekorasi arsitektur rokoko yang lebih banyak menggunakan elemen berbentuk kerang.
Perjalanan seni rupa hingga titik ini seakan memberikan gambaran bahwa seni yang terus berubah sebenarnya hanyalah berpindah tuan dari nilai-nilai religius, sekularitas, hingga kerajaan. Selanjutnya, pertentangan dalam seni rupa menjadi lebih kompleks, dan diwarnai oleh pertentangan berbagai idealisme-idealisme estetik seni seperti tingkat intelektualitas, emosi, kedalaman batin, hingga akurasi optikal dalam karya. Pertentangan-pertentangan tersebut terus mewarnai perjalanan seni rupa menuju gaya seni rupa modern. Hal yang paling menonjol dalam gaya-gaya seni rupa pra modern adalah kuatnya pengaruh realisme dan naturalisme.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seni Rupa Yunani Kuno dan Romawi Sebagai Penanda Kebangkitan Peradaban Seni Barat

Makna Konotatif

Mengenal Semiotika