Perbedaan Seni Rupa Dengan Desain


"Mendesain itu sama dengan berkesenian? ya, bisa jadi! lalu, apakah berkesenian sama juga dengan mendesain? belum tentu!". Sebuah pertanyaan mendasar yang cukup kuat membayangi pemahaman bagi sebagian masyarakat awam, bahwa desainer itu sama dengan seniman, dan seniman sama dengan desainer, tentu pernyataan ini harus diluruskan kembali mengingat kedua profesi tersebut memiliki motivasi yang berbeda.
Banyak dari kalangan desainer yang menganggap bahwa mereka juga merupakan seorang seniman, namun sedikit dari kalangan seniman yang menganggap bahwa diri mereka juga merupakan desainer. Tulisan ini bukan berusaha mencari benar atau salah berdasar pada pernyataan-pernyataan tersebut, namun saya hanya ingin menegaskan bahwa antara keduanya terdapat jalur dan fungsi-fungsi fundamental yang berbeda. Perbedaan-perbedaan yang ada merujuk pada fungsi dari karya yang dihasilkan baik oleh seniman maupun desainer.
Bagi seniman, menghasilkan sebuah karya seni tidak hanya berdasar pada pesan yang akan dihasilkan melalui sebuah karya, akan tetapi juga berdasarkan nilai atau value dari karyanya. Sebuah karya seni yang baik tentu saja harus memiliki jiwa yang mampu membuatnya tetap bernilai dari masa ke masa. Dalam berkarya, seniman ibarat akan menggores sebuah kertas putih yang kosong sehingga karya yang dihasilkan merupakan intuisi sang seniman. Biasanya, karya seni merepresentasikan keadaan suatu fenomena sosial, budaya, politik, dan ekonomi pada masa itu. selain itu karya seni juga bisa bersifat kritis atau bahkan hanya bertujuan untuk estetika semata. Pesan dan nilai dari karya seni tidaklah tunggal sehingga bebas dimaknai apapun oleh penonton sehingga bersifat multiinterpretatif. Baik pembuat maupun penikmat karya sebenarnya memiliki kreatifitas yang sama terhadap cara melihat karya, sehingga tidak mengherankan jika sebuah karya seni mampu dihargai hingga ratusan juta meskipun bentuknya abstrak dan tidak jelas. Maka, nilai dari sebuah karya seni sangat bergantung pada cara pandang masing-masing melalui forum-forum apresiasi publik seperti pameran, screening, atau pementasan.
Berbeda dengan Seni, desain lebih mengarah pada solusi. Solusi terhadap berbagai tujuan dan kepentingan aktifitas sehari-hari. Dalam kegiatan sehari-hari, desain sangat penting dalam hal penataan yang tidak hanya memenuhi unsur estetika, namun juga fungsi baik pada perkotaan, bangunan, ruang, transportasi, alat-alat rumah tangga, hingga komunikasi suara dan visual. Dalam komunikasi visual, desain yang baik adalah desain yang mampu secara tepat mentransmisikan isi pesan yang dimaksud oleh pembuat kepada penerima pesan. Artinya, jika pembuat bermaksud mengirimkan tanda A, maka penerima juga menerjemahkan tanda tersebut sebagai A. Seorang desainer cenderung menggunakan tanda-tanda yang sudah ada sebelumnya sebagai elemen desain, gunanya agar tidak terjadi perbedaan persepsi. Tanda-tanda tersebut bisa berupa objek-objek umum atau karya-karya seni yang sudah dikenal secara konvensional sehingga mampu secara cepat dan tepat dikenali.
Dapat disimpulkan, bahwa karya seni dan karya desain memiliki perbedaan dalam hal motivasi para pembuatnya. Meski demikian, keduanya baik seni maupun desain selalu menggunakan rumusan atau kaidah yang sama dalam hal komposisi. Hal tersebut membuatnya seakan seperti dua sisi koin yang bertolak belakang namun terlihat sama.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seni Rupa Yunani Kuno dan Romawi Sebagai Penanda Kebangkitan Peradaban Seni Barat

Makna Konotatif

Mengenal Semiotika