Seni Ketoprak, Representasi Budaya Masyarakat Jawa Populer


Seni Ketoprak (Kethoprak) merupakan seni pertunjukan drama khas Jawa Tengah yang diyakini berasal dari Surakarta yang diprakarsai oleh Raden Mas Tumenggung Wreksodiningrat (1908) dan berkembang pesat di Yogyakarta. Dalam seni Ketoprak, terkandung beberapa hal yang menjadi daya tarik yaitu; pertunjukan ini berhasil memadukan berbagai macam kesenian dalam satu pertunjukan seperti seni musik, drama,  rupa, tari, dan sastra. Jika dilihat dari asal mula dan perkembangannya, seni Ketoprak dapat disebut sebagai seni pertunjukan Mataraman atau seni drama yang lahir dan berkembang pada masyarakat sekitar kesultanan Surakarta dan Yogyakarta. Ketoprak sangat populer di kalangan rakyat jelata dan dimainkan oleh beberapa orang yang memerankan berbagai tokoh dengan diiringi alat musik sederhana berupa lesung (wadah penumbuk padi) dan rebana sehingga populer disebut Ketoprak lesung. Seni Ketoprak sebagai seni pertunjukan tradisional rakyat, pada waktu itu lebih sering dipentaskan di pusat-pusat keramaian masyarakat seperti pasar, jalan, atau alun-alun. Lakon atau cerita yang dibawakan lebih banyak menggambarkan cerita sehari-hari dan dibawakan secara berlebihan sehingga memancing tawa para penonotonnya. Karena kekonyolan tersebut, maka penonton sering menyebut pertunjukan Ketoprak sebagai tontonan badutan. Dalam perkembangannya, Ketoprak kemudian menggunakan iringan gamelan jawa, dan penggarapan cerita maupun iringan yang lebih rumit. Ketoprak sebagai sebuah kesenian yang bersifat luwes dan fleksibel sangat memungkinkan untuk direaktualisasi secara modern. Ketoprak saat ini tidak hanya menampilkan lakon-lakon yang bersifat tradisional saja, namun seringkali menampilkan cerita-cerita yang lebih up to date atau kisah-kisah dari berbagai negara. Karena fleksibilitasnya tersebut, gaya-gaya Ketoprak yang populer banyak di-alihwahana-kan dalam berbagai bentuk seperti iklan, sinetron, film, dan berbagai tontonan komedi lain.
Berdasarkan ciri, alat, dan tempatnya, Seni Ketoprak dibagi dalam beberapa jenis yaitu;
1.     Ketoprak Lesung, yaitu pertunjukan Ketoprak yang lahir di masa-masa awal dan hanya menggunakan peralatan yang sangat sederhana.
2.     Ketoprak Mataraman, yaitu pertunjukan Ketoprak yang mulai menggunakan perlengkapan gamelan yang lebih lengkap dan cerita yang banyak menonjolkan kisah-kisah mitologi, wayang, dan kerajaan.
3.     Ketoprak Dor, atau pertunjukan Ketoprak yang dibawakan oleh masyarakat Jawa di daerah Deli dan Sumatra bagian timur
Seni pertunjukan Ketoprak seringkali disamakan dengan Ludruk yang ada di Jawa Timur, namun keduanya memiliki perbedaan yang mendasar. Baik seni Ketoprak maupun Ludruk, sama-sama membawakan kisah kehidupan sehari-hari secara jenaka, namun dalam seni Ludruk, umumnya semua pemerannya adalah laki-laki. Peran perempuan dalam pertunjukan tersebut dibawakan oleh seorang laki-laki yang memiliki karakter yang luwes dan didandani menor agar mirip dengan perempuan sehingga menambah kesan humor dalam pementasannya. Selain itu, dalam Seni Ludruk seringkali menampilkan monolog yang sangat panjang di awal-awal cerita.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seni Rupa Yunani Kuno dan Romawi Sebagai Penanda Kebangkitan Peradaban Seni Barat

Makna Konotatif

Mengenal Semiotika